Sejarah Penentuan Kalender Hijriyah Dalam Islam
Tidak terasa sebentar lagi Umat Muslim akan mencapai Tahun Baru Islam
yang biasa di sebut tahun baru Hijriyah, Pada Tanggal 5 November nanti
Umat Muslim akan merayakan Tahun Baru Hijriyah 1435 H. Banyak dari kita
yang belum tahu darimana asal penanggalan Hijriyah itu terjadi, TS
berusaha untuk menjelaskan dan menceritakan bagaimana Sejarah Tahun Hijriyah ditetapkan.
Pada tahun 682 Masehi, 'Umar bin Al Khattab yang saat itu menjadi
khalifah melihat sebuah masalah. Negeri islam yang semakin besar wilayah
kekuasaannya menimbulkan berbagai persoalan administrasi. Surat
menyurat antar gubernur atau penguasa daerah dengan pusat ternyata belum
rapi karena tidak adanya acuan penanggalan. Masing-masing daerah
menandai urusan muamalah mereka dengan sistem kalender lokal yang
seringkali berbeda antara satu tempat dengan laiinnya.
Maka,
Khalifah 'Umar memanggil para sahabat dan dewan penasehat untuk
menentukan satu sistem penanggalan yang akan diberlakukan secara
menyeluruh di semua wilayah kekuasaan islam.
Nama bulan-bulan dalam kalender islam
Sistem penanggalan yang dipakai sudah memiliki tuntunan jelas di dalam
Al Qur'an, yaitu sistem kalender bulan (qomariyah). Nama-nama bulan yang
dipakai adalah nama-nama bulan yang memang berlaku di kalangan kaum
Quraisy di masa kenabian. Namun ketetapan Allah menghapus adanya praktek
interkalasi (Nasi'). Praktek Nasi' memungkinkan kaum Quraisy
menambahkan bulan ke-13 atau lebih tepatnya memperpanjang satu bulan
tertentu selama 2 bulan pada setiap sekitar 3 tahun agar bulan-bulan
qomariyah tersebut selaras dengan perputaran musim atau matahari. Karena
itu pula, arti nama-nama bulan di dalam kalender qomariyah tersebut
beberapa di antaranya menunjukkan kondisi musim. Misalnya, Rabi'ul Awwal
artinya musim semi yang pertama. Ramadhan artinya musim panas.
Praktek Nasi' ini juga dilakukan atau disalahgunakan oleh kaum Quraisy
agar memperoleh keuntungan dengan datangnya jamaah haji pada musim yang
sama di tiap tahun di mana mereka bisa mengambil keuntungan perniagaan
yang lebih besar. Praktek ini juga berdampak pada ketidakjelasan masa
bulan-bulan Haram. Pada tahun ke-10 setelah hijrah, Allah menurunkan
ayat yang melarang praktek Nasi' ini:
"Sesungguhnya bilangan
bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan
haram..." [At Taubah (9): 38]
"Sesungguhnya mengundur-undurkan
bulan haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang
kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu
tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat
mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka
menghalalkan apa yang diharamkan Allah... " [At Taubah (9): 39]
Dalam satu tahun ada 12 bulan dan mereka adalah:
Muharram
Shafar
Rabi'ul Awal
Rabi'ul Akhir
Jumadil Awal
Jumadil Akhir
Rajab
Sya'ban
Ramadhan
Syawal
Dzulqa'idah
Dzulhijjah
Sedangkan 4 bulan Haram, di mana peperangan atau pertumpahan darah di
larang, adalah: Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Peristiwa Hijrah sebagai tonggak Kalender Islam
Masalah selanjutnya adalah menentukan awal penghitungan kalender islam
ini. Apakah akan memakai tahun kelahiran Nabi Muhammad saw., seperti
orang Nasrani? Apakah saat kematian beliau? Ataukah saat Nabi diangkat
menjadi Rasul atau turunnya Al Qur'an? Ataukah saat kemenangan kaum
muslimin dalam peperangan?
Ternyata pilihan majelis Khalifah
'Umar tersebut adalah tahun di mana terjadi peristiwa Hijrah. Karena
itulah, kalender islam ini biasa dikenal juga sebagai kalender hijriyah.
Kalender tersebut dimulai pada 1 Muharram tahun peristiwa Hijrah atau
bertepatan dengan 16 Juli 662 M. Peristiwa hijrah Nabi saw. sendiri
berlangsung pada bulan Rabi'ul Awal 1 H atau September 622 M.
Pemilihan peristiwa Hijrah ini sebagai tonggak awal penanggalan islam
memiliki makna yang amat dalam. Seolah-olah para sahabat yang menentukan
pembentukan kalender islam tersebut memperoleh petunjuk langsung dari
Allah. Seperti Nadwi yang berkomentar:
"Ia (kalender islam)
dimulai dengan Hijrah, atau pengorbanan demi kebenaran dan
keberlangsungan Risalah. Ia adalah ilham ilahiyah. Allah ingin
mengajarkan manusia bahwa peperangan antara kebenaran dan kebatilan akan
berlangsung terus. Kalender islam mengingatkan kaum muslimin setiap
tahun bukan kepada kejayaan dan kebesaran islam namun kepada pengorbanan
(Nabi dan sahabatnya) dan mengingatkan mereka agar melakukan hal yang
sama."
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar